BANDA ACEH, BISAAPA.CO.ID | Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Aceh mengecam keras tindakan represif Brimob terhadap para aktivis LMND Jakarta saat melakukan aksi memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96 di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 31 Oktober 2024.
Aksi yang diwarnai pemukulan terhadap Ketua LMND DKI Jakarta beserta rekan-rekannya ini mendapat kecaman lantaran berakhir dengan kekerasan dan perlakuan yang tidak manusiawi.
Aktivis LMND Aceh menyatakan, “Kami sangat menyayangkan tindakan tersebut. Aksi ini dilakukan untuk mengkritik kecacatan demokrasi, sistem pendidikan, perampasan hak hidup masyarakat, dan birokrasi hukum di negara ini, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dibangun oleh para pendiri bangsa sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945.”
Iswandi, Ketua LMND Wilayah Aceh, menambahkan, “Kerap kali massa aksi dihantam tanpa mempertimbangkan aspek kemanusiaan, padahal aksi adalah ekspresi untuk menyuarakan pendapat, terutama terkait ketimpangan politik dan ekonomi yang masih dirasakan rakyat.
Seharusnya pemerintah melihat realitas ini, mengingat demokrasi kita adalah demokrasi yang dipimpin oleh rakyat, bukan oleh segelintir pihak yang mementingkan keuntungan pribadi.” katanya.
Aksi demonstrasi tersebut dibubarkan paksa oleh aparat setelah seorang anggota LMND tersenggol mobil dinas kehutanan, dan seorang anggota Brimob melontarkan ucapan rasis dengan sebutan “monyet” kepada peserta aksi.
Ucapan tersebut memicu kemarahan massa, diikuti oleh hinaan lainnya seperti “lonte” yang menambah ketegangan hingga berujung bentrokan antara massa aksi dan Brimob.
Beberapa anggota LMND mengalami luka-luka, termasuk Ketua LMND DKI Jakarta, Betran Sulani, yang mengalami luka serius akibat ditikam di pelipis mata dengan besi hingga menyebabkan bengkak parah di mata kirinya.(*).