Banda Aceh | Bendahara Umum DPP Partai Darul Aceh (PDA) sekaligus anggota DPRA, Eddi Shadiqin, menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan Gubernur Aceh terpilih, Kamis 12 Desember 2024.
Dalam keterangan yang diterima BisaApa.coid, Eddi dengan tegas mengakui kemenangan pasangan Muzakir Manaf dan Fadlullah (Mualem-Dek Fadh) sebagai Gubernur terpilih berdasarkan hasil pleno Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
“Rakyat telah berbicara melalui kotak suara, dan kita harus menerima kehendak itu dengan sikap ksatria. Dari hasil rekapitulasi, pasangan 02 Muzakir Manaf-Fadlullah keluar sebagai pemenang, sementara pasangan 01 Bustami Hamzah-M. Fadhil Rahmi memperoleh dukungan signifikan yang juga patut dihargai,” ujar Eddi.
Pernyataan ini sekaligus menegaskan sikap politik PDA yang menghormati proses demokrasi dan mengakui hasil resmi yang telah ditetapkan.
PDA dan Komitmen Demokrasi
Eddi menyebut bahwa DPP PDA telah menerima laporan hasil rekapitulasi suara dari seluruh tingkatan, mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota.
Menurutnya, data tersebut memperlihatkan transparansi proses politik yang menjadi pijakan bagi Aceh untuk melangkah ke depan.
“Dalam setiap kompetisi, ada yang menang dan ada yang kalah. Namun, demokrasi bukan semata soal hasil, melainkan tentang keberanian menerima kenyataan dan berkomitmen pada pembangunan bersama,” imbuh Eddi.
Namun, suara terbanyak yang diberikan rakyat kepada Mualem-Dek Fadh merupakan penegasan akan harapan baru Aceh di bawah kepemimpinan mereka.
Kendati demikian, Eddi juga menggaris bawahi bahwa kemenangan Mualem-Dek Fadh adalah mandat besar yang menuntut realisasi janji-janji politik.
“Aceh hari ini membutuhkan pemimpin yang kuat, visioner, dan berani mengambil keputusan. Pasangan Mualem-Dek Fadh punya tanggung jawab moral untuk memenuhi harapan rakyat,” ujarnya.
Sebagai partai yang memiliki basis dukungan luas di Aceh, PDA, sebut Eddi, siap mengambil peran konstruktif dalam mengawal pemerintahan baru.
Ia juga mengingatkan pentingnya membangun sinergi lintas partai demi memastikan stabilitas politik dan percepatan pembangunan.
Di penghujung pernyataannya, Eddi menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu di bawah kepemimpinan baru.
“Perbedaan pilihan adalah bagian dari demokrasi, tetapi kini saatnya kita bekerja bersama. Aceh tidak membutuhkan perseteruan politik yang berlarut-larut, melainkan sinergi untuk mewujudkan visi besar yang telah dicanangkan,” tegasnya.
Hasil pleno KIP Aceh tidak hanya mengukuhkan Mualem-Dek Fadh sebagai pemimpin, tetapi juga menandai era baru politik Aceh.
Semua mata kini tertuju pada langkah konkret mereka dalam mengatasi tantangan besar yang menanti di depan.
Rakyat Aceh berharap, kepemimpinan ini menjadi babak baru bagi perdamaian, kesejahteraan, dan kemajuan daerah.