Banda Aceh | Pemerintah Kabupaten Aceh Timur menggelar rapat bersama PT. Medco E&P Malaka guna membahas Participating Interest (PI) serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan migas tersebut.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky memimpin langsung pertemuan yang digelar di Banda Aceh pada Rabu, 16 April 2025, sebagai langkah strategis untuk memastikan hak-hak daerah atas kehadiran industri migas benar-benar terpenuhi.
Turut hadir dalam pertemuan itu Plt Sekda, para Asisten Setdakab, Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, serta perwakilan dari BPMA.
Dalam paparannya, Bupati Al-Farlaky menyebutkan bahwa CSR dan Participating Interest merupakan bagian dari hak daerah dan menjadi salah satu fokus pembahasan.
Bupati Aceh Timur ingin memastikan bahwa mekanisme dan kontribusi PI berjalan secara transparan serta berdampak langsung terhadap pembangunan dan peningkatan pendapatan daerah.
Selain PI, forum ini juga menyoroti pelaksanaan program CSR oleh PT Medco. Pemerintah daerah menegaskan bahwa program tanggung jawab sosial harus berbasis pada kebutuhan riil masyarakat, bukan sekadar kegiatan simbolis.
“Program CSR harus menjawab kebutuhan masyarakat, bukan sekadar rutinitas tahunan. Kita ingin CSR yang menyentuh seluruh masyarakat Kabupaten Aceh Timur,” tegas Bupati Al-Farlaky.
Ia menilai penyaluran CSR oleh Medco selama ini masih dikelola secara internal oleh perusahaan. Oleh sebab itu, Bupati meminta agar ke depan pengelolaan CSR dapat melibatkan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Hal ini dinilai penting agar tidak terjadi kesenjangan pembangunan di wilayah Aceh Timur.
“Sejauh ini, sasaran CSR masih berada di kawasan lingkar tambang dan dikelola langsung oleh perusahaan. Ke depan, kami harap pengelolaannya dapat melibatkan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur,” ujarnya.
Untuk memastikan pengelolaan CSR ke depan tidak menimbulkan persoalan, Bupati menyampaikan bahwa Pemerintahannya akan membentuk tim CSR dan PI. Tim ini akan bekerja untuk memetakan seluruh program agar benar-benar terealisasi dan tepat sasaran.
Melalui pertemuan ini, Pemerintah Aceh Timur berharap adanya sinergi yang lebih kuat serta komitmen berkelanjutan dari perusahaan dalam mendukung pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya ingin membangun Kabupaten Aceh Timur. Teman-teman Medco semoga tidak salah menerjemahkannya. Untuk lima tahun ke depan, saya minta dukung saya. Tinggalkan dinamika yang ada, persoalan-persoalan lama. Bantu saya dengan kepemimpinan baru, era baru, semangat baru untuk pembangunan daerah,” imbuh Al-Farlaky.
Sementara itu, PT. Medco memaparkan pendekatan keberlanjutan yang menjadi dasar pelaksanaan program pengembangan masyarakat.
Perusahaan mengacu pada indikator Sustainability KPI for Local Communities yang mencakup pemetaan sosial dan pemangku kepentingan, pengukuran tingkat penerimaan sosial (Social License to Operate), serta penghitungan dampak sosial dari program (Social Return on Investment).
PT. Medco juga menjelaskan lima pilar utama program pengembangan masyarakat yang mereka jalankan, yakni: pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
Pihak perusahaan turut menyampaikan komitmen untuk menyelaraskan pelaksanaan program dengan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, termasuk mendukung visi pembangunan baru dan berkelanjutan yang direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, demikian disampaikan General Manager PT Medco E&P Malaka.