Aceh Timur | Pertemuan Akbar Partai Aceh (PA) dan Komite Peralihan Aceh (KPA) se-Aceh yang digelar di Kabupaten Aceh Timur berlangsung sukses dan khidmat. Acara penutupan secara seremonial dihelat di Pendopo Bupati Aceh Timur, Minggu malam, 13 Oktober 2025.
Kegiatan besar ini berlangsung selama tiga hari, sejak 11 hingga 13 Oktober, dan diisi dengan berbagai agenda penting. Mulai dari Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi anggota DPRK dan DPRA dari Partai Aceh, musyawarah para ketua PA, musyawarah para Panglima KPA se-Aceh, hingga pertemuan khusus antara bupati dan wali kota se-Aceh yang berasal dari Partai Aceh.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Aceh yang telah mempercayakan Aceh Timur sebagai tuan rumah kegiatan akbar tersebut.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada DPP Partai Aceh. Bila ada kekurangan selama pelaksanaan, kami mohon maaf dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Al-Farlaky juga mengingatkan seluruh kader agar tidak cepat puas dengan capaian politik yang telah diraih selama ini. Ia mengajak seluruh elemen Partai Aceh untuk tetap konsisten memperkokoh posisi partai agar terus eksis di Aceh.
“Kita jangan terlena dengan angin sepoi-sepoi, karena sewaktu-waktu bisa berubah menjadi badai yang mampu menghanyutkan capaian kita selama ini. Pertemuan ini harus menjadi momentum memperkuat kembali solidaritas dan keutuhan kita sebagai partai pemenang di Aceh,” tegas Iskandar.
Lebih lanjut, Bupati mengungkapkan bahwa hasil musyawarah dan Bimtek yang berlangsung di Aceh Timur telah menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, baik untuk internal maupun eksternal partai.
“Rekomendasi eksternal antara lain menyangkut strategi kerja kader Partai Aceh di legislatif dan eksekutif selama lima tahun ke depan. Mereka harus melahirkan karya terbaik yang menjawab aspirasi rakyat dan kebutuhan pembangunan daerah,” jelasnya.
Al-Farlaky juga menyinggung hasil pembahasan yang disampaikan oleh Wali Nanggroe terkait revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) dan sejumlah aturan turunannya yang hingga kini belum tuntas.
“Kita berharap Pemerintah Pusat dapat segera menuntaskan revisi UUPA dan menindaklanjuti usulan-usulan dari Aceh. Semua pihak, terutama kader Partai Aceh, harus ikut mengawal proses ini dengan sempurna,” imbuhnya.
Selain itu, forum juga menyoroti pentingnya regenerasi politik di tubuh Partai Aceh. Bupati menegaskan bahwa proses rekrutmen kader muda dan milenial harus segera diperkuat.
“Perjuangan Partai Aceh bukan hanya untuk masa lalu, tetapi juga perjuangan menuju masa depan. Karena itu, partai harus membuka ruang bagi kader muda agar terus melanjutkan cita-cita perjuangan ini,” kata Iskandar.
Ia menambahkan, ke depan Partai Aceh juga akan melaksanakan program sekolah politik dan memperkuat peran organisasi sayap (underbow) partai sebagai wadah pengkaderan dan pengawalan kinerja kader di lembaga legislatif maupun eksekutif.
“Beberapa underbow seperti Jasa, Muda Sedang akan kita optimalkan perannya. Kita ingin seluruh kekuatan internal Partai Aceh menjadi mesin politik yang solid dan produktif,” pungkas Bupati Al- Farlaky.
Hadir dalam kegiatan ini Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Tgk. Malik Mahmud Al- Haytar, Pengurus DPP Partai Aceh, kader partai Aceh Se-Aceh dan sejumlah tamu penting lainnya.