Oleh Martha Beruh, S. IP., M. AP
(Pengamat Politik/Koordinator Aktivis Millenial Aceh)
BANDA ACEH, BISAAPA.ID |Harapan besar kita adalah agar Aceh dapat maju tanpa ketergantungan pada Otonomi Khusus (Otsus). Namun, mimpi ini tampaknya sulit terwujud, mengingat Pilkada Gubernur Aceh kali ini hanya diikuti oleh dua pasangan calon, Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi dan Muzakir Manaf-Fadllullah.
Pilkada menjadi peluang rakyat Aceh untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan tanpa Otsus. Sayangnya, kedua pasangan belum menawarkan visi yang kuat untuk mencapai kemajuan tersebut.
Saat debat, Otsus memang menjadi perhatian, tetapi respon yang diberikan mengecewakan. Ketika Bustami Hamzah menanyakan solusi atas berakhirnya Otsus pada 2027, pasangan Muzakir Manaf-Fadllullah hanya menawarkan rencana lobi kepada pemerintah pusat melalui koneksi mereka dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pendekatan ini menunjukkan ketergantungan pada perpanjangan Otsus, bukan ide baru untuk mandiri. Saya berharap agar Aceh bisa maju tanpa Otsus, namun sampai sekarang belum ada gagasan yang cukup untuk mewujudkan itu.
Mengapa Aceh Harus Mandiri dari Otsus?
Dengan berakhirnya Otsus pada 2027, Aceh harus siap membangun tanpa bantuan tersebut. Mengandalkan perpanjangan dana ini tidak akan memberikan solusi jangka panjang, terutama karena implementasi dana Otsus selama ini banyak yang meleset dari tujuan. Aceh memerlukan pemimpin dengan visi dan strategi untuk mengembangkan sumber daya alam (SDA) secara mandiri dan optimal.
Aceh punya potensi besar untuk berkembang tanpa Otsus. SDA yang melimpah di sektor pertanian, perikanan, hingga sumber daya mineral seperti minyak dan gas dapat dikelola secara mandiri melalui hilirisasi, yakni proses pengolahan bahan mentah hingga menjadi produk akhir. Konsep ini memungkinkan Aceh untuk mandiri secara ekonomi. Namun, dalam debat calon gubernur, tidak ada satu pun pasangan yang menyentuh konsep tersebut.
Bisakah Aceh Maju Tanpa Otsus?
Aceh bisa maju tanpa Otsus jika didukung ide dan optimisme yang kuat. Dengan sumber daya alam yang melimpah, hilirisasi menjadi solusi konkret untuk meningkatkan ekonomi daerah. Hingga kini, sektor pertanian dan perikanan Aceh belum memproduksi bahan jadi, sehingga hasil bumi masih diekspor keluar dan dibeli kembali oleh masyarakat Aceh dengan harga lebih mahal. Kita perlu mulai memanfaatkan SDA ini untuk produk lokal yang bernilai tambah tinggi.
Solusi untuk Pemerintahan Aceh ke Depan
Sebagai putra Aceh, saya mengusulkan solusi bagi pemerintahan mendatang. Pertama, kita harus berani mewujudkan kemandirian tanpa Otsus. Aceh memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup untuk itu. Kedua, hilirisasi merupakan kunci utama untuk mewujudkan kemandirian ekonomi di Aceh. Pemimpin yang akan datang harus mengedepankan gagasan ini agar Aceh bisa lepas dari ketergantungan.
Pertanyaan Panelis dalam Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh
Debat pada Jumat, 25 Oktober 2024, yang diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, menghadirkan panelis yang kompeten:
1. Prof. Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.
2. Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, M.S., IPU., ASEAN Eng.
3. Prof. Dr. Teuku Zulfikar, M.Ed.
4. Dr. Effendi Hasan, M.A.
5. Teuku Zulkarnaen, S.E., M.M., Ph.D.
6. Ir. Suraiya Kamaruzzaman, S.T., LM., M.T.
7. Reza Idria, M.A., Ph.D.
Panelis ini memahami kebutuhan rakyat Aceh dan memberikan pertanyaan yang relevan. Namun, jawaban dari para calon gubernur masih jauh dari harapan. Siapa pun yang terpilih nantinya, saya menyarankan agar mereka mempertimbangkan orang-orang hebat ini sebagai penasihat, terutama dalam penerapan hilirisasi yang membutuhkan keahlian tinggi di berbagai bidang.(*).