Aceh Utara | Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Samudera Pasee menegaskan komitmennya terhadap kesinambungan perjuangan dan konsolidasi internal melalui proses regenerasi yang terukur.
Ketua KPA Wilayah Samudera Pasee, H Abu Bakar A Latif atau Abu Len secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan Sofyan Ismail (Chambet) sebagai Panglima Muda Daerah III Tgk Chik di Paya Bakong.
Penyerahan SK ini merupakan tindak lanjut dari arahan Ketua KPA Pusat, Muzakir Manaf (Mualem), untuk menata ulang struktur kepemimpinan daerah dan memperkuat soliditas organisasi.
Serah terima ini turut disaksikan oleh Majelis Wilayah Samudera Pasee dan jajaran panglima muda dari berbagai daerah dalam wilayah Pasee.
Momentum ini menjadi penanda penting dalam dinamika internal KPA yang terus bertransformasi pasca-perjanjian damai, sekaligus menjaga nilai-nilai dasar perjuangan Aceh.
Abu Len memberikan penghormatan kepada Pang Rembo, mantan pemegang amanah di Daerah III, yang dinilai telah menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab dalam mengelola struktur organisasi dan menjaga semangat kolektif perjuangan.
“Rembo telah mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk kepentingan organisasi serta masyarakat. Kiprah dan loyalitasnya menjadi bagian dari fondasi yang harus dihargai dan diteruskan,” ujar Abu Len.
Lebih lanjut, Abu Len berharap Chambet mampu menjalankan peran strategisnya sebagai pemimpin yang membangun dialog, merawat solidaritas antar-kader, dan membawa kontribusi positif bagi masyarakat.
“Pemimpin hari ini tidak lagi cukup hanya kuat di medan simbolik, tetapi juga harus adaptif, komunikatif, dan mampu membaca kebutuhan zaman. Tugas kita adalah menyelaraskan idealisme perjuangan dengan realitas sosial yang berkembang,” imbuh Abu Len.
Pengangkatan Chambet menandai upaya penyegaran struktur KPA di tingkat daerah, sejalan dengan semangat menjawab tantangan pasca-konflik melalui peran sosial dan pembangunan berbasis komunitas.
Sementara itu, Chambet menyatakan kesiapannya untuk memikul amanah sebagai Panglima Muda dan berkomitmen melanjutkan kerja konsolidatif serta membuka ruang komunikasi yang luas dengan elemen perjuangan.
“Saya menyadari bahwa amanah ini besar, dan saya akan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Ini bukan semata jabatan, tetapi sebuah kepercayaan untuk menjaga arah perjuangan agar tetap relevan dengan dinamika masyarakat hari ini,” ucapnya.
Proses serah terima menjadi momentum refleksi bagi organisasi untuk melakukan evaluasi, penyegaran visi, dan penguatan nilai-nilai perjuangan dalam konteks damai.